Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Sekolah Online Bengkel Diri, Apa Itu?

Assalamualaikum para pembaca yang dirahmati Allah Saya yakin, pasti beberapa pembaca ada yang sudah melihat profil saya yang juga siswi sekolah online Bengkel Diri, dan tak mengerti apa maksud dari Sekolah Online Bengkel Diri. So, let me introduce “Sekolah Online Bengkel Diri” . Sesuai dengan namanya, "Bengkel" adalah tempat untuk memperbaiki. Jadi, Bengkel Diri adalah sekolah bagi mereka yang ingin memperbaiki diri. Sekolah ini sejatinya adalah semacam short course yang memiliki visi untuk mengembangkan dan membentuk karakter para siswi-siswinya menjadi Islami sekaligus memiliki skill keilmuan dunia yang mumpuni dalam hal-hal tertentu. Sejauh ini masih dikhususkan untuk muslimah sehingga saya sebut di artikel ini hanya ada siswi, belum ada siswanya. Para fasilitator (guru atau pemateri) dan pendamping/wali kelasnya pun juga muslimah. Begitu juga dengan bagian kesiswaan, jadwal, dan lain-lain, semuanya muslimah. Bisa dibilang sekolah ini 100% muslimah. Dan

Knowing "Who I Am"

Assalamualaikum para pembaca yang dirahmati Allah. Di era millenial yang serba digital ini, sosial media seolah sudah menjadi sahabat karib bagi semua orang karena dengan adanya sosial media lah kita bisa mengenal banyak orang dari lingkungan luar pertemanan kita, kita bisa dengan lebih mudah mengetahui kabar terbaru saudara, teman, dan sahabat yang sudah lama tidak berjumpa karena jarak dan kesibukan masing-masing, dan juga kita dapat mengakses banyak informasi yang bermanfaat dari kolom-kolom iklan yang terselip di dalam sosial media. Apalagi bagi user di kalangan usia remaja dan dewasa muda, media sosial juga tak ubahnya wadah untuk mempertontonkan kelebihan, prestasi, tempat-tempat menarik yang pernah dijelajahi, dan lain-lain. Konten-konten tersebut tak ubahnya makanan kedua sehari-hari bagi setiap orang. Namun, kebanyakan apa yang ditunjukkan di media sosial tidak seperti apa yang nyata terjadi atau dialami. Seringkali beberapa orang harus “berperan” sebagai orang